Sikap kita terhadap masalah, adalah masalah sebenarnya

Mereka yang sukses selalu melihat PELUANG di setiap MASALAH. Sementara mereka yang gagal selalu melihat MASALAH di setiap PELUANG.

H. WIRA PRADANA, ST
DIREKTUR UTAMA
PT. GLOBAL MEDIA NUSANTARA
Sejarah telah membuktikan bahwa Tuhan memuliakan seseorang dengan memberi kepadanya berbagai masalah untuk bertumbuh dan menyikapinya dengan benar. Yusuf AS, dibuang saudara-saudaranya ke dasar sumur dengan harapan kelak ada musafir yang akan menemukannya dan menjadikannya budak. Parasnya yang tampan membuat Yusuf AS memiliki harga jual tinggi yang hanya bisa dibayar oleh orang kaya dan pejabat negara. Jadilah ia budak dan pelayan istana!

Prestasinya sebagai pelayan membuatnya menjadi kepala urusan rumah tangga kerajaan, jadilah Yusuf AS sebagai orang kepercayaan raja!

Sekali lagi, bahwa ketika Tuhan akan memberikan kemuliaan kepada seseorang, 
maka Ia akan memberikan masalah. Ya, Yusuf AS dipenjara karena menjaga kehormatannya dan memper-tanggungjawabkan perbuatan yang tidak ia lakukan. Selama 13 tahun di dalam penjara Yusuf AS tidak meratapi nasibnya, menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Tuhan. Justru Yusuf AS menemukan ketenangan. Ia bisa menjadi pemimpin di antara para narapidana dan menjadi pusat kebijakan bagi penghuninya. Hingga satu kesempatan Yusuf AS menjadi satu-satunya orang yang bisa mentafsirkan mimpi sang raja dan memberikan solusi dari masalah yang akan dihadapi kerajaan. Keluarlah ia dari penjara dan akhirnya menjadi raja!

Sebagaimana sumur, penjarapun tidak mampu merendahkan derajatnya yang memang layak dan pantas untuk dimuliakan karena sikapnya yang benar terhadap setiap masalah yang dihadapinya. Ia selalu fokus kepada nilai kemuliaan, bukan masalah yang merendahkan. Ia tidak menyalahkan sudaranya yang telah membuangnya ke sumur, justru ia berterimakasih karena perbuatan mereka dahulu yang menjadikannya seperti saat ini.

Seseorang yang fokus kepada masalah, dan mereka selalu mengatakan bahwa “masalahnya ada pada…”; atau “jika saja perusahaan…”; bahkan mungkin “ini semua karena kesalahannya..”. Mereka melihat masalah selalu berada diluar dirinya. Anehnya lagi, hal ini membuat dirinya tersiksa. Perasaan “menjadi korban” menjadikan dirinya tertutup akan sebuah peluang yang membuat dirinya bernilai. Dan pada akhirnya memutuskan untuk memilih “tidak bertindak sama sekali kecuali mengkomentari dan selalu mencari kesalahan dan kelemahan orang lain!”.

Setiap ada masalah maka terbukalah peluang. Semakin besar masalahnya maka semakin “sulit dihindari peluangnya yang sangat besar”


HUBUNGI KAMI

Informasi Via telpon bisa hubungi :
Yogyakarta: +62 81227566913

Office: Jl. Rejowinangun No.13 KotaGede Yogyakarta


Email : info.igist@yahoo.co.id

Website: http://komunitasbisnishijau.blogspot.co.id