Puluhan Kepsek Belajar tentang Perubahan Iklim

Salah satu akibat perubahan iklim adalah mencairnya glasier. (Foto: Reuters)

JAKARTA - Biasanya kepala sekolah ngumpul untuk ngomongin masa depan pendidikan Indonesia. Kali ini, puluhan kepala sekolah SD hingga SMA/sederajat menyambangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk belajar tentang perubahan iklim. 

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kemendikbud dengan UNESCO. Empat puluh kepala sekolah turut serta dalam Workshop on the Contribution of ASPnet Schools in Minimizing Climate Change ini.

Melalui acara ini, para kepala sekolah belajar tentang perubahan iklim, termasuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Tentu saja, mereka juga mempelajari perubahan iklim dalam kaitannya dengan kurikulum untuk SD hingga SMA.

Para pemateri workshop juga memberikan berbagai contoh model program perubahan iklim untuk sekolah dan menyebarluaskan model program perubahan iklim ke sekolah ASPnet, yaitu sekolah yang berasosiasi dengan UNESCO.

Workshop dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Dia mengatakan, pendidikan menjadi pilar utama dalam mengadaptasikan perubahan iklim kepada generasi muda.

"Pendidikan yang dapat memberikan kesadaran kepada anak didik kita tentang ancaman perubahan iklim yang akibatnya sudah kita rasakan bersama, seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, berkembangnya penyakit malaria, demam berdarah, kerusakan pada tanaman dan lain-lain," ujar Musliar, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemendikbud kepada Okezone, Senin (27/1/2014). 

Karena pentingnya pendidikan dalam adaptasi perubahan iklim tersebut, maka Kemendikbud pun memasukkan pengajaran tentang perubahan iklim pada kurikulum 2013. Materi ini disebarkan merata dari jenjang SD hingga SMA.

"Dan pengajaran tentang perubahan iklim ini dapat dilakukan pada berbagai mata pelajaran (mapel) yang relevan," ucapnya.

Sumber : http://kampus.okezone.com